Berikut adalah tulisan senpai Leo dari Kendo Yogyakarta, berisi tips tentang memilih / membeli bogu baru yang cocok buat kita.
“Bogu seperti apa yang cocok untuk saya? Bagaimana bogu yang bagus itu? Berapa harganya?”Bahkan “Belinya di mana, ya?” Pertanyaan-pertanyaan ini yang sering kali muncul saat akan membeli set bogu pada kali pertama. Tulisan ini adalah opini saya yang sberasal dari pengalaman pribadi. Beberapa kali saya dimintai tolong untuk membeli bogu, dan dari situ saya belajar lebih dalam mengenai bogu. Saya pelajari bagaimana bogu dibuat dan melakukan studi dengan membaca berbagai tulisan dan pendapat mengenai bogu. Selain itu saya melakukan observasi dan mencoba berbagai bogu dengan berbagai bahan yang berbeda.
Menurut pengalaman saya, terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan yang akan dibahas secara singkat di sini.
1. Harga.
Semakin mahal harga bogu, semakin baik kualitasnya? Semakin mahal harga bogu, seharusnya memang bogu tersebut menggunakan bahan-bahan terbaik, seperti kulit kijang pada kote palm dan Herikawa (edging – pinggiran bogu), hand-stitched, kurozan (kulit ang dikeraskan, digunakan untuk do-mune) terbaik, mengane IBB titanium, katun #11000, dll. Namun, menurut saya bogu yang nyaman, protektif, tahan lama adalah bogu yang dicari, dan bogu yang nyaman tidak harus mahal. Khususnya untuk para pemula yang beranggaran minim. Perlu diperhatikan bahwa bogu yang mahal belum tentu nyaman dipakai. Faktor toko dan pabrik sebenarnya juga berpengaruh di sini.
2. Sashi haba (Jarak jahitan).
Pada semua penyuplai bogu kendo, pasti kita akan menemukan tulisan seperti 2mm, 3mm, 4mm, 3 bu, 2 bu dst. pada keterangan produknya. Angka-angka tersebut menunjukkan jarak jahitan (Sashi haba). Sebagian besar komponen bogu adalah kain katun tebal yang diperkuat dengan jahitan. Di dalamnya terdapat bahan yang disebut denga mousen. Ini berada di dalam katun bogu. Jenis jahitannya terdapat tezashi (jahit tangan) dan jahit mesin. Pada bogu tezashi, semua jahitan dilakukan tanpa mesin jahit. Jenis jahitan dan ukurannya pun bermacam-macam sebagaimana bogu yang dijahit dengan mesin. Biasanya bogu jahit tangan ini harganya lebih mahal. Saya hanya akan membahas bogu jahit mesin di sini. Apa beda bogu jahit mesin 2mm, 3mm, 4mm, 5mm, 6mm, dan 8mm?
Sebagai aturan praktis, semakin rapat jahitan, semakin tipis dan kaku Futonnya. Banyak yang mengatakan bahwa semakin rapat jahitan maka semakin protektif karena futon yang semakin keras. Selain itu, semakin tipis futon dan keras, maka semakin mudah untuk diatur dan dibentuk. Namun sebenarnya semakin tipis dan keras, maka semakin tidak nyaman untuk dipakai, dan ternyata keras tidak berarti protektif, mugkin karena tipis. Sebaliknya, futon yang terlalu longgar jahitannya, misalnya 6mm atau 8mm, akan lebih nyaman dipakai namun akan kurang protektif karena jahitan yang terlalu longgar akan mengurangi epadatan futon. Biasanya bogu 6mm dan 8mm ini untuk anak-anak yang biasanya memang tidak bertenaga besar.
Saya pernah menggunakan bogu 6 mm, 5mm, dan 2mm. Sekarang saya menggunakan bogu 4 mm. Menurut saya bogu dengan sashi haba 4mm memiliki kenyaman yang baik sekaligus protektif .
3. Bahan bogu (herikawa dan kote palm)
Bahan yang pada umumnya digunakan untuk pelapis katun (herikawa – pada bagian men, kote dan tare) ada empat, yaitu kain katun (orizashi), kulit sapi, clarino (kulit sintetis), dan konkawa (kulit kijang). Bahan kulit terbaik adalah dari kulit kijang, karena kulit kijang dapat menyerap dan mempertahankan warna bogu lebih baik, dan yang lebih penting, terutama pada kote palm, kulit kijang tetap akan fleksibel, tidak kaku setelah terkena keringat dan lembab. Kulit kijang juga paling awet dibanding bahan lainnya. Namun, harga bogu dengan bahan kulit kijang sangat mahal biasanya. Tidak seperti kulit kijang, untuk bahan kote palm, kulit sapi tidak begitu bagus karena akan menjadi kaku begitu terkena keringat dan lembab. Namun, kulit sapi jauh lebih murah. Untuk clarino, bahan kulit sintetis ini lebih ringan, lebih murah, dan sebagai bahan kote palm, clarino tetap fleksibel walau sudah dipakai berulang kali. Namun clarino agak terasa panas di telapak tangan di awal pemakaian dan tidak seelegan kulit jika dilihat. Yang terakhir adalah orizashi. Ini adalah bahan kain katun yang sama dengan bahan kendo-gi. Orizashi aalah bahan paling murah dan paling ringan. Selain itu orizashi adalah bahan yang paling cepat kering sehingga memperpanjang umur bogu.
Saya sendiri sekarang memilih untuk menggunakan bogu dengan bahan orizashi. Dibanding bahan lain yang pernah saya pakai, orizashi memang lebih ringan dan mempermudah gerakan, terutama pada kote. Perawatannya pun lebih mudah karena cepat kering. Untuk kote palm, saya tetap memilih kulit kijang atau clarino. Kedua bahan ini memang lebih fleksibel dan enan di tangan.
4. Do
Pada umumnya terdapat tiga macam do-dai, yaitu do bambu, do fiber, dan yamato do (bambu imitasi yang terbuat dari fiber). Diantara ketiga do tersebut paling kuat dan paling ringan adalah yamato do . Harga yamato do juga lebih terjangkau dibandingkan do bambu. Yang lebih penting, yamato do memberikan perlindungan yang kurang lebih sama dengan do bambu. Do bambu sendiri memang prestis, namun harganya jauh lebih mahal. Untuk do fiber, do ini ringan, namun kurang memberikan proteksi karena tidak sefleksibel yamato do dan do bambu.
5. Mengane (bagian metal pada men yang melindungi wajah)
Terdapat dua jenis bahan mengane, yaitu duralumin dan titanium. Yang paling standar adalah duralumin. Duralumin adalah metal yang ringan dan fleksibel, biasanya digunakan dalam industri pesawat terbang. Harganya tentu lebih murah dan lebih ringan dibandingkan mengane yang terbuat dari titanium. Namun, bahan ini tidak sekuat titanium. Terdapat beberapa kasus mengane duralumin yang rusak karena selalu terpukul shinai dengan keras.
Bahan titanium harganya jauh lebih mahal dan lebih berat dibanding duralumin. Namun bahan ini lebih kuat tentunya. Jika menginginkan mengane yang kuat namun ringan, terdapat mengane yang terbuat dari titanium dan duralumin, yaitu mengane dengan merek IBB (singkatan dari ideal best balance). Dua bar teratas mengane terbuat dari titanium, dan sisanya duralumin. Distribusi berat karena bahan bar ini yang membuat titik berat mengane ada di atas, sehingga lebih nyaman dipakai. Kemudian, monomi (sela mengane yang sejajar dengan mata) mengane IBB lebih lebar, sehingga pandagan kita lebih nyaman. Tentunya mengane ini lebih ringan daripada mengane titanium, bahkan menbane duralumin biasa. Selain itu, terdapat juga mengane titanium yang bermerek IBB. Mengane ini terasa lebih ringan daripada mengane titanium biasa karena distribusi berat yang lebih baik.
Sementara sekian sharing dari saya. Untuk diskusi lebih lanjut, silahkan kontak saja atau reply posting ini. Semoga membantu.
(Tulisan Ini pendapat pribadi yang berasal dari observasi dan pengalaman pribadi. Kemungkina terdapat perbedaan pendapat dengan yang lain karena perbedaan pengalaman pakai).
Salam,
Leo
saya minta nomer hp yang bisa di hubungi dong, buat nanya gimana daftar kendo di bandung?
sms 089632549219
saya mohon secepatnya hubungi ya
lansung dateng aja di tempatnya…ada alamat dan jadwalnya di web ini.