Shinai adalah istilah untuk pedang bambu yang dipakai untuk latihan Kendo. Ternyata shinai mempunyai sejarah yang panjang sampai seperti yang kita tahu sekarang. Shinai juga punya beberapa jenis dan ukuran. Mari kita bahas ya.
Apa itu Shinai?
Secara terminology, Shinai terdiri dari 2 huruf kanji, 竹 (take = bamboo) dan 刀 (katana/to = pedang). Tetapi alih-alih dibaca Taketo (seperti halnya Bokuto, pedang kayu), justru dibaca menjadi shinai.
Kata Shinai berasal dari kata kerja Shinau 撓う , yang artinya “menekuk / melenturkan”, dan merupakan kependekan dari shinai-take (bambu yang menekuk/melenturkan”). Hal ini merujuk kepada karakteristik shinai yang lentur dan bisa bengkok ketika mengalami benturan.
Pada praktiknya, banyak sekali jenis dan bentuk Shinai yang dipakai beberapa beladiri berbeda, tetapi kali ini kita bahas Shinai yang umum dipakai di Kendo.
Shinai yang kita kenal sekarang dan dipakai oleh Kendo secara luas, terdiri dari 4 bilah bamboo yang kita sebut take. Take dalam hal ini merujuk ke bilah bambu dari Shinai, meskipun take sendiri berarti bambu secara umum dalam bahasa Jepang. 4 bilah bambu tersebut disatukan oleh fitting, (atau semacam pengepas? Maaf saya tidak menemukan kosa kata yang tepat) yang biasanya terbuat dari kulit (kulit dalam bahasa jepang = 皮 kawa atau gawa).
Fitting atau pengepas tadi ada 3 yaitu: Tsuka-gawa (柄皮 = kulit gagang/pegangan), Saki-gawa (kulit ujung), dan Naka-yui (中結=simpul tengah). Ke 3 fitting tadi diamankan menggunakan Tsuru (弦 = tali) yang menhubungkan tsuka-gawa ke saki-gawa. Untuk menahan agar bamboo tidak mudah bergeser, di antara 4 bilah bambu juga dimasukan saki-gomu (先ゴム) yang terbuat dari karet dibagian ujung Shinai, dan chigiri (ちぎり) di bagian tsuka/gagang.
Dalam penggunaanya, Shinai dilengkapi dengan Tsuba (鍔 = pelindung) yang ditahan agar tetap di tempatnya menggunakan Tsuba-dome (鍔止め = tsuba-stopper).
Sejarah Shinai
Menurut catatan sejarah, Shinai modern yang kita tahu saat ini telah digunakan sejak abad 18, meskipun sejak abad 16 pun sudah mulai digunakan pedang bambu, namun bentuknya berbeda dengan yang kita tahu sekarang. Salah satunya adalah Fukuro Shinai, yang digunakan oleh aliran ilmu pedang Shinkage Ryu (Keluarga Yagyu). Fukuro shinai terbuat dari satu batang bambu yang ujungnya sengaja di pecah, kemudian dibungkus menggunakan kain/kulit.
Shinai yang terdiri dari 4 bilah bambu yang kita pakai sekarang, konon diciptakan oleh Nakanishi Chuzo Tsugutate, dari perguruan Nakanishi-ha Itto Ryu (aliran Itto Ryu Cabang Nakanishi). Tujuan awal digunakannya pedang bambu ini adalah untuk mengurangi resiko cedera bagi para murid perguruan ketika berlatih. Saat itu senjata / pedang yang digunakan untuk berlatih adalah Bokuto, atau pedang Kayu. Alasan ini juga yang kemudian menjadi motivasi diciptakannya Bogu.
Fukuro Shinai yang kita sebut berasal dari abad 16 juga saat ini masih dipakai oleh perguruan Kenjutsu traditional (Koryu Kenjutsu).
Jenis dan Ukuran Shinai
Merujuk kepada peraturan dari Federasi Internasional Kendo (FIK), ada beberapa ketentuan ukuran shinai. Hal ini terutama bedasar usia dan jenis kelamin dari Kendoka yang menggunakannya.
Selain itu juga bedasar style atau tipe Kendo yang digunakan, dalam ini kita merujuk kepada Itto Kendo (Kendo menggunakan 1 pedang) dan Nito Kendo (Kendo yang menggunakan 2 pedang)
Berikut detailnya:
Itto Kendo
[table id=1 /]
Nito Kendo
[table id=2 /]
Perlu di catat bahwa regulasi FIK/AJKF melarang penggunaan Nito dalam kompetisi dibawah kategori dewasa. Sehingga tidak regulasi Shianai untuk usia SLTP – SLTA.
Ukuran dan panjang shinai berdasar Nomor
Seringkali dalam Kendo kita menyebut ukuran Shinai dengan nomor, misal 39, 38, 37 dan seterusnya. Sebenarnya apa maksud dari angka-angka tersebut?
Ternyata, itu semua berasal dari satuan ukuran tradisional Jepang. Misal kita sebut Shinai 39, itu berarti panjangnya adalah 3 Shaku dan 9 Sun
Apa itu Shaku dan Sun?
Shaku, Sun, dan Bu, adalah ukuran tradisional Jepang, yang dulunya dihitung berdasar panjang tangan. Untuk lebih mudahnya silakan lihat di gambar
1 Shaku : 10 Sun
1 Sun : 10 Bu
1 Bu sendiri saat ini di standarisasi menjadi 3.03 mili meter, sehingga:
1 Sun = 3.03 Cm
1 Shaku = 30.3 Cm
Jadi kalau kita menghitung panjang ukuran 3 Shaku 9 Sun = 118.17 cm.
Satuan ukur Shaku, Sun, dan Bu ini saat ini lebih banyak digunakan di dalam ukuran pedang Jepang (Nihonto). Misalnya kita mau pesan Katana, biasanya ukuran Tsuka, atau bilah pedangnya dll masih menggunakan Shaku, Sun dan Bu.
Untuk Shinai Kendo sendiri, saat ini sudah mengalami standarisasi juga, sehingga ukuran shinai yang digunakan menjadi sebagai berikut:
[table id=3 /]
Type Shinai dari Bentuk (dan titik keseimbangan)
Dari bentuk Shinai, ditentukan juga titik keseimbangan dari Shinai tersebut. Hal ini berhubungan dengan style personal dari tiap Kendoka. Ada Kendoka yang menyukai Shinai dengan titik keseimbangan di tengah, atau di pangkal, atau juga di ujung Shinai.
Kalau keseimbangan Shinai ada di ujung, maka Shinai terasa lebih berat dan membuat pukulan menjadi lebih keras dan cepat (ketika kita dapat momentumnya). Tetapi Shinai ini terasa lebih berat untuk diayun. Tipe Shinai ini sering digunakan oleh Kendoka yang menggunakan kuda-kuda atas (Jodan no Kamae).
Sementara kalau titik keseimbangan ada di pangkal, Shinai lebih terasa ringan ketika diayun. Tetapi pukulan menjadi lebih ringan (soft) dan “ngleyang”, bisa terasa seperti terbawa angin, kurang terasa mantap. Tipe Shinai ini biasanya digunakan oleh Kendoka yang menyukai serangan beruntun (combo). Kekurangan dari shinai ini adalah mudah pecah/patah, karena ujungnya yang lebih kecil / tipis.
Berikut adalah tipe shinai dari bentuk:
- Koto / Chokuto
Bentuknya cenderung lurus, mirip pipa paralon, minim lekukan. Shinai ini titik keseimbangannya cenderung ke ujung shinai. Banyak digunakan oleh Kendoka yang menggunakan Jodan no Kamae.
- Dobari
Bentuk shinainya lebar tetapi ujung lebih kecil, ini yang titik keseimbangan ada di bagian pangkal. Terasa ringan ketika diayun.
- Jissengata
Lebih extreme dari dobari, Bodynya lebih lebar dan ujungnya lebih kecil. Terasa lebih ringan dari pada Dobari.
- Koban
Koban ini merujuk pegangannya (tsuka) yang bentuknya mirip koban atau uang jepang jaman dahulu. Pada umumnya shinai pegangannya berbentuk bundar. Dengan pegangan oval, shinai tipe ini membuat kita merasakan seperti memegang katana.
Ada yang mengatakan mereka jadi lebih nyaman ketika mengayun, dan karena posisinya yang tidak mudah bergeser membuat kita lebih memahami Hasuji (sisi tajam dari pedang). Karena Hasuji di Shinai pada umumnya hanya berpatokan pada Tsuru. Dimana Tsuru menandakan punggung pedang, dan Hasuji adalah sisi sebaliknya.
- Standard Shinai
Ini adalah Shinai yang paling banyak dipakai. Shinai ini paling disarankan untuk digunakan para beginner karena lebih mudah dipakai dan juga cenderung lebih durable (awet dan kuat).
Perawatan Shinai
Sebagai bagian dari kehidupan ber-Kendo, Shinai adalah peralatan yang paling penting ya. Karenanya sangat penting bagi kita untuk merawat shinai dengan benar. Silahkan mendownload panduan detail tentang perawatan Shinai di sini. Dibawah ini hanya sedikit tips bagi kita yang masih baru mempunyai Shinai.
- Ketika kita baru saja membeli shinai (baru), kita perlu membongkarnya dan mempersiapkannya sebelum dipakai berlatih. Lihat panduan untuk cara membongkar Shinai, kemudian oles bambu / take dari shinai dengan minyak (bisa minyak sayur, baby oil, minyak zaitun dll). Tujuannya adalah membuat bambu Shinai lebih lembab (tidak kering) dan tidak mudah retak. Setelah itu pasang kembali Shinai. Kalau merasa kesulitan, bisa minta pendampingan / bantuan senior.
- Untuk menjaga Shinai supaya layak pakai, selalu periksa sebelum dan sesudah berlatih. Pastikan tidak ada retakan / splinters. Ketika ada splinter terlihat, potong dan haluskan area yang terdampak menggunakan amplas / kertas gosok. Cek manual untuk lebih jelas. Retakan / splinters sangat berbahaya, baik untuk kita maupun lawan/teman latihan kita.
- Periksa Tsuru / tali shinai secara berkala. Pastikan tidak terlalu kencang. Kalau terlalu kencang, hal ini akan membuat ujung shinai bengkok. Fungsi Tsuru adalah untuk menjaga agar Saki-gawa (kulit di ujung shinai) dan Tsuka-gawa (kulit lapisan pegangan Shinai) tidak bergerak / bergeser. Kalau Tsuru terlihat sudah mau putus, segera di ganti.
- Selalu cek Saki-gawa (kulit pelapis ujung shinai), pastikan tidak berlubang. Kalau berlubang berarti sudah waktunya diganti, karena bisa berbahaya bagi lawan/teman latihan kita.
Perlu diperhatikan bahwa cuaca di Indonesia berbeda dengan negara asal Shinai dibuat. Cuara panas dan kering sangat berpengaruh kepada kekuatan dan lama umur shinai.
Selalu periksa shinai sebelum dan sesudah latihan, dan pastikan shinai layak pakai dan aman untuk berlatih. Kondisi shinai yang tidak layak sangat berbahaya bagi kita maupun lawan / teman latihan kita.
Demikianlah, beberapa hal tentang Shinai yang sebaiknya diketahui bagi seorang Kendoka, ataupun beladiri lain yang menggunakan shinai. Semoga bermanfaat, dan bila ada masukan silakan tulis komentar di bawah ya, atau bisa juga melalui email ke admin di sun@kendo.web.id
Referensi:
Kendoka, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Mas Sun apa ada rekomendasi tempat beli/pesan shinai?
hmm untuk rekomendasi ini sangat personal ya takutnya di anggap promo. tp saran saya sih beli online langsung dari Japan (banyak website toko online alat kendo besar dan terkenal), atau titip ke senpai/sensei.