Di Kendo ada beberapa macam Kamae / Kuda-kuda. Bagi teman yang sudah senior mungkin sudah hapal ya, tapi bagi yang masih baru mungkin belum sepenuhnya paham. Mari coba kita bahas satu persatu. Urutan yang admin ambil adalah berdasar Nihon Kendo Kata. Note: Sesuai judul, artikel ini adalah perkenalan, admin tidak akan menjelaskan secara detail dan teknis mengenai masing-masing kamae.
Jodan Kamae / Kuda-kuda Atas
Jodan no Kamae adalah kuda-kuda dengan Shinai diatas kepala. Ada 2 jenis Jodan no kamae, yaitu Migi Jodan (kaki kanan di depan) dan Hidari Jodan (kaki kiri di depan).
Jodan no Kamae dalam Kendo adalah kuda-kuda yang ofensif. Mental yang dipakai oleh Jodan Kendoka adalah menyerang . Ketika Jodan Kendoka mengambil kamae, berarti dia siap untuk “mati” karena Kote, Do, dan Tsuki nya dibiarkan terbuka. Ketika lawan bergerak Jodan Kendoka mendahului menyerang, atau bisa juga menyerang terlebih dahulu ketika ada kesempatan.
Ma-ai atau jarak serang Jodan cenderung lebih jauh dari kamae yang lain, sehingga seorang Kendoka junior biasanya mengalami kesulitan menghadapi Jodan Kendoka karena belum pengalaman.
Jodan Kendoka sebagian besar memilih kamae tersebut karena postur yang tinggi sehingga menambah keunggulan dari sisi jangkauan. Namun tidak semua Kendoka bisa langsung memilih Jodan no Kamae. Sebagai contoh di Jawa Timur, harus seijin sensei dahulu. Hal ini tentunya agar sensei bisa memberi masukan terbaik bagi kendoka tersebut. Biasanya kendoka boleh mengambil Jodan Kamae ketika dirasa basicnya sudah bagus.
Saat ini ada 2 Kendoka Indonesia yang memilih kamae ini, dan kebetulan 2-2nya dari Jawa Timur.
Jodan kamae kita pelajari di Kata Pertama Nihon Kendo Kata
Chudan no Kamae / Kuda-kuda tengah
Ini adalah kuda-kuda yang dipakai hampir semua Kendoka di dunia.
Dengan posisi kensen (ujung pedang) setinggi leher lawan dan posisinya mengarah ke arah mata lawan, kuda-kuda ini sangat optimal baik dari segi ofens maupun defens.
Chudan Kamae ada di Nihon Kendo Kata yang ke-2.
Gedan no Kamae / Kuda-kuda bawah
Gedan kamae cenderung bersifat defensive. Tujuan pemakaian kuda-kuda ini adalah untuk menyamarkan ma-ai (jarak). Gedan adalah salah satu kamae yang sering dipakai ketika melawan Jodan atau Nito. Dengan kensen (ujung pedang) setinggi lutut, ketika lawan maju kita bisa sedikit mengangkat kensen dan badan-bisa juga leher- lawan tertahan oleh shinai kita, sehingga bisa menimbulkan efek psikologis-lawan takut menyerang. Juga bagus ketika kita ingin menyerang ke arah leher lawan (tsuki).
Gedan Kamae ada di Kata 3 Nihon Kendo Kata.
Hasso no Kamae / Kuda-kuda 8 mata angin
Hasso kamae berarti 8 arah mata angin. Dengan kamae ini kita siap menghadapi lawan dari segala arah. Jarang sekali dipakai di Kendo, selain di Kendo Kata. Kadang ada yang memakai ketika melawan Jodan/Nito
Hasso no Kamae kita pelajari di Kata ke 5 Nihon Kendo Kata.
Wakigamae
Prinsip dari kamae ini adalah menyembunyikan pedang/shinai kita, agar lawan tidak bisa memperkirakan ma-ai/jarak. Kamae ini mungkin yang paling kurang cocok kalau dipakai dalam Kendo praktis.
Wakigamae ada di Kata ke 5 Nihon Kendo Kata.
Nito No Kamae / Kuda-kuda Dua Pedang
Kamae ini tidak ada di Nihon Kendo Kata, dan tidak banyak dojo yang mengajarkan. Orang Jepang pun tidak banyak yang mempelajari ini. Konon justru penggemar Nito lebih banyak di luar negeri dari pada di Jepang sendiri.
Nito Kendoka menggunakan 2 pedang sekaligus, 1 panjang (Daito) dan 1 pendek (Shoto). Ada style yang menggunakan Daito di tangan kanan dan Shoto di tangan kiri, yang disebut Sei Nito. Ada juga yang sebaliknya, Daito di tangan kiri dan Shoto di tangan kanan, disebut Gyaku Nito. Posisi kaki juga cenderung bebas, bisa kaki kanan di depan, atau sebaliknya. Prinsip Nito mirip dengan Jodan, Daito di atas kepala, bersiaga menyerang. Sementara Shoto di depan mengambil sikap mirip Chudan. Fungsi Shoto lebih sebagai tameng, dan tidak dipakai untuk menyerang.
Salah satu penyebab kenapa Nito Kendo sangat jarang peminat adalah karena latihannya cukup berat. 1 pedang dipegang 2 tangan saja sudah berat, apalagi masing-masing tangan pegang pedang juga. Untuk menyerang juga perlu koordinasi extra antara tangan kanan dan kiri, dan juga kaki.
Selain itu, tidak banyak Sensei yang mau mengajarkan Nito. Konon ini karena Nito sempat dilarang dipakai di Kendo, dan baru diperbolehkan lagi sekitar akhir tahun 1980an, sehingga tidak ada regenerasi.
Salah satu Sensei Kendo yang popular dengan Nito nya adalah Toda-sensei, yang sayangnya sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Berikut adalah video dari Toda-sensei.
Toda Sensei sendiri sebelumnya menggunakan Jodan kamae, hingga kemudian mengalami cedera dan beralih ke Nito.
Asal muasal dari Kamae ini tentu sudah banyak orang yang tahu. Ini adalah kamae yang digunakan Musashi Miyamoto, sang legenda pendekar pedang.
Saat ini ada banyak orang yang meneruskan tradisi 2 pedang Musashi, yaitu Niten Ichi Ryu (aliran/teknik 2 pedang), yang kemudian mereka membentuk organisasi khusus yang mempelajari dan memperkenalkan Nito Kendo, aliran / teknik 2 pedang dalam Kendo. Organisasi tersebut dinamakan Musashi Kai. Ciri khas mereka salah satunya adalah memakai Gi dan Hakama warna putih. Musashi Kai juga rutin melakukan seminar Nito Kendo di luar Jepang.
O ya untuk Nihon Kendo Kata bisa dilihat juga di video berikut:
Nah demikianlah pengenalan Kamae Kendo ya. Semoga membantu teman-teman yang masih baru belajar Kendo.
Referensi:
Kendoka, Malang, Jawa Timur, Indonesia