Iaido adalah beladiri dari Jepang yang menggunakan pedang logam, dan sangat erat hubungannya dengan Kendo. Seperti apakah hubungan Iaido dan Kendo? Baca sampai selesai ya.
Apa itu Iaido?
Iaido adalah seni bela diri modern Jepang yang mengandalkan kesiagan dan kecepatan untuk menarik pedang (katana) dan merespon terhadap serangan mendadak.
Iaido terdiri dari karakter kanji 居 (i), 合 (ai), dan 道 (dō). Asal mula dari dua karakter pertama, iai (居合), dipercaya berasal dari kalimat Tsune ni ite, kyū ni awasu (常に居て、急に合わす), yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai “terus-terusan (bersiap), melawan/merespon (musuh) secara tiba-tiba”. Jadi penekanan utama dalam ‘iai’ adalah pada keadaan psikologis yang selalu siap untuk mencabut pedang dan menanggapi serangan mendadak secepat mungkin.
Gerakan umum Iaido adalah, mencabut pedang, menebas, membersihkan darah dari pedang, kemudian menyarungkan pedang kembali.
Praktisi yang baru berlatih iaido akan memulai pelajaran menggunakan pedang kayu (bokken), tetapi juga tergantung pada gaya pengajaran instruktur tertentu, sebagian besar praktisi menggunakan pedang bermata tumpul yang disebut iaitō. Sebagian praktisi iaido yang lebih berpengalaman menggunakan pedang bermata tajam (shinken).
Praktisi iaido sering disebut sebagai Iaidoka.
Perbedaan Iaido dengan Kendo dan Kenjutsu
Untuk orang awam mungkin agak membingungkan, apa bedanya Iaido dengan Kejutsu? Kalau Kendo sudah jelas beda, menggunakan pedang bamboo dan pakai armor. Tapi Kenjutsu dan Iaido kan sama-sama tidak pakai armor dan latihan menggunakan pedang logam.
Bedanya adalah, Kenjutsu secara umum berlatih memotong/menyerang ketika pedang sudah terhunus, sementara Iaido tekniknya dimulai sejak pedang masih tersimpan dalam sarungnya.
Dalam website All Japan Kendo Federation juga disebutkan: Tujuan dari Iaido adalah belajar mencabut pedang secara instan untuk mengatasi penyerang . Ini adalah “Jalan” (Beladiri/Do) di mana para praktisi berusaha untuk melatih pikiran dan tubuh melalui pengembangan apresiasi spiritual terhadap hubungan antara hidup dan mati, pergerakan dan keheningan.
Sejarah Iaido
Iaido berasal dari metode menggunakan Katana (pedang jepang) yang muncul pada periode Muromachi (1333-1573).
Pertama kali muncul istilah Iaido di cetuskan oleh Nakayama Hakudo pada tahun 1932. Beliau adalah pendiri aliran Musō Shinden-ryū. Waktu itu istilah yang dipakai adalah Iaijutsu. Lihat perbedaan istilah jutsu dan do di sini.
Kemudian setelah Perang Dunia ke-2, Jepang kalah dan mengalami masa pendudukan oleh Tentara Sekutu, dan semua kegiatan beladiri dilarang.
Setelah masa pendudukan selesai, kemudian berdirilah Zen Nihon Kendo Renmei (All Japan Kendo Federation, disingkat AJKF) yang kembali mengaktifkan Kendo di Jepang. Kemudian AJKF memutuskan menambahkan beberapa Iai Kata ke dalam kurikulum Kendo, dengan tujuan memperdalam pemahaman Kendoka tentang prinsip pedang (katana). Hal ini melahirkan 7 Iai Kata pertama dalam AJKF, yang disebut juga sebagai Seitei Iai / Seitai Kata. Sesuai perkembangannya, Seitei Kata kemudian bertambah menjadi 12 Kata.
Berikut adalah 12 Seitei Kata dari Iaido, video agak panjang ya.
Kejuaraan Iaido
Pada tahun 1966, Kejuaraan Iaido Seluruh Jepang ke-1 diselenggarakan sebagai acara kompetitif di mana hasil pertandingan diputuskan oleh wasit. Dalam pertandingan Iaido, dua peserta menggunakan pedang sungguhan atau pedang latihan untuk melakukan set Kata yang ditentukan sebelumnya dari All Japan Kendo Federation Iaido. Wasit menentukan pemenang dengan menilai tingkat kemampuan, etiket, ketepatan teknik, dan sikap pesaing (attitude).
Hubungan Iaido dan Kendo
Iaido tergabung ke dalam AJKF, bersama dengan Kendo dan Jodo (bukan Judo ya), dan beberapa beladiri lain turunan Kendo, diantaranya Jukendo dan Tankendo.
Iaido dianggap sebagai salah satu cara bagi pada Kendoka untuk lebih memahami dari Pedang (katana), sebagaimana salah satu konsep dari Kendo menurut AJKF: Konsep dari Kendo adalah untuk mendisiplikan karakter manusia dengan mengaplikasikan prinsip dari Katana (pedang).
Karena itu banyak Sensei Kendo yang menyarankan muridnya untuk belajar Iaido juga. Dan banyak praktisi Kendo yang memang belajar Iaido dan Kendo secara bersamaan, atau beberapa lama setelah belajar Kendo terlebih dahulu.
Iaido di Indonesia
Selama ini sudah sering terdengar kabar ada dojo Iaido di Indonesia, salah satu yang pernah admin ikuti beritanya adalah dojo Iaido yang dilatih oleh Sensei Tora Gotoku, orang Indonesia yang telah puluhan tahun belajar Iaido dan Jodo di Jepang. Tetapi untuk organisasi resmi yang terafiliasi dengan AJKF / FIK sepertinya belum ada. Info lebih lanjut tentang dojo Sensei Tora Gotoku juga agak minim.
Untuk di kalangan Kendo sendiri, beberapa kali Jakarta Kenyukai (perkumpulan Kendo orang Jepang di Jakarta) yang berlatih bersama Jakarta Kendo Association, kedatangan Sensei Iaido-yang kebetulan juga Sensei Kendo-yang kebetulan dinas di Indonesia. Beberapa anggota Kendo Indonesia sempat belajar ke para Sensei tersebut secara tidak resmi.
Di Surabaya juga konon ada sensei Iaido, tapi yang pernah belajar ke sensei tersebut hanya Sensei-sensei Jepang kita.
Jadi kesimpulannya, Iaido di Indonesia belum cukup berkembang dan kurang dikenal. Tapi kalau ada dojo resmi di area Jawa Timur, admin kayaknya mau ikut belajar juga deh.
Referensi :
https://ejmas.com/tin/2010tin/tinart_thibedeau_1005.html
Kendoka, Malang, Jawa Timur, Indonesia