Sosok penting satu ini adalah sorotan pertama dalam sebuah dojo. Sensei atau guru dalam bahasa Indonesia nya, bisa dibilang juga sebagai orang tua kita dalam kendo. Sosok yang menjadi panutan dalam perkembangan kendo kita, dan juga yang bertanggung jawab akan semua gerakan yang kita tampilkan. Di Indonesia ini tak sedikit dojo Kendo yang masih tidak memiliki sensei, kebanyakan para senpai yang mengambil alih tugas ini. Seperti yang saya alami ketika saya pertama kali bergabung dengan kendo, tepatnya di Malang Kendo Association (MKA) atau Asosiasi Kendo Malang. Awal saya belajar seni pedang dari Jepang ini adalah dari Iman senpai dan Sunaryo senpai yang merupakan pendiri dari MKA pada tahun 2009. Saya pertamakali belajar dengan sensei yang notabenya orang Jepang asli adalah pada Sudo sensei. Kali pertama itu saya berlatih di dojo Kouryuu atau Suroboyo Kenyuukai untuk persiapan grading pertama saya. Pelajaran lebih kompleks dan mendetail saya dapatkan dari Sudo sensei yang tak segan-segan mengkoreksi setiap pukulan saat jigeiko(sparing) dengan beliau. Salah satu media untuk belajar dari sensei adalah dengan jigeiko dengan mereka, karena dari situlah mereka bisa mengetahui seberapa kemampuan kita dalam kendo, bagaimana benar salahnya gerakan kita.
Seiring dengan berjalannya waktu, MKA bertumbuh tanpa kehadiran sensei waktu itu, tetapi kendo tetap terus berjalan dengan perjuangan para senpai dengan di pimpin Sunaryo senpai yang waktu itu menjadi motor organisasi ini setelah ditinggalkan Iman senpai yang kembali ke Surabaya. Untuk mendapatkan ilmu dari sensei, terkadang para senpai dan beberapa kohai harus datang ke Surabaya berlatih bersama Sudo sensei dan Masukata sensei. Pada tahun 2012, MKA akhirnya secara konsisten di kunjungi oleh Masukata sensei yang selanjutnya bersedia menjadi sensei di Malang. Berawal dari rasa ingin mengunjungi kawan lama di Universitas Brawijaya, Masukata sensei akhirnya berkorban 2 jam pulang-pergi Surabaya-Malang untuk bisa melatih para kenshi MKA. Datangnya Masukata sensei, membuat perubahan besar dalam cara ber kendo kenshi Malang, hampir semua berubah. Tak hanya dalam skill kendo, tapi juga dalam organisasi MKA. Mencari tempat latihan yang reguler, itu menjadi salah satu perubahan dalam MKA yang sebelumnya selalu berpindah-pindah. Semangat dalam berlatih pun masih selalu berlipat ganda.
Tidak bisa di pungkiri bahwa kehadiran dua sensei yang membina Kendo di Jawa Timur ini sangat membantu perkembangan kendo di sini. Tak hanya waktu yang sudah di korbankan,tetapi juga materi sering diberikan pada kami sebagai penyemangat dalam kendo. Seiring berjalannya waktu, tak hanya Masukata sensei dan Sudo sensei saja yang pernah memberikan ilmu pada saya, tetapi juga ada Yokota sensei, Toida sensei yang sampai sekarang terus membantu perkembangan kendo di Jawa Timur, bahkan ilmu dari para sensei sensei yang sudah kembali ke Jepang seperti Kawabe sensei, Yamamoto Sensei, Yamagami sensei, dan Hidaka sensei, sensei dari Jogja, yang masih selalu teringat dalam setiap latihan saya dan membentuk bagaimana skill kendo saya yang masih jauh dari harapan mereka. Di luar daripada dojo pun masih banyak saya temui para sensei, terutama dari kota lain seperti Jakarta dan Medan yang banyak memberikan ilmu pada saya. Dari merekalah saya bisa mencontoh semangat dalam kendo dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, semangat pantang menyerah dan totalitas dalam menjalani jalan pedang ini. Banyak sisi positif dan dampak positif jika kita mau terus mencari makna dari kegiatan kita ini.
Kendoka, Malang