Pada masa perang dahulu, para Samurai harus bisa mengunakan berbagai senjata. Salah satu diantaranya adalah busur dan panah. Pada jaman modern ini, seni panahan para samurai tersebut masih eksis dengan nama Kyudo. Seperti apakah Kyudo itu? Mari kita bahas bersama.
Apa itu Kyudo?
Kyudo berasalah dari 2 huruf kanji yaitu 弓 (busur) dan 道 (jalan). Sehinga secara harfiah Kyudo berarti Jalan Busur. Seperti halnya Budo yang lain, unsur Do dalam istilah Kyudo lebih menekankan pada aspek pengembangan mental dan spiritual, dibanding dengan ilmu aslinya, yaitu Kyujutsu. Perbedaan Jutsu dan Do bisa dibaca di artikel ini.
Kyudo cukup berbeda dengan seni/ilmu memanah pada umumnya. Salah satunya karena menggunakan busur (yumi) yang sangat besar/panjang, yang kalau diberdirikan tingginya melebihi para pemanahnya (kyudoka). Selain itu teknik dan tujuan dari memanah juga berbeda, karena ada unsur Do yang kita bahas di atas.
Dalam berlatih, Kyudoka juga memakai pakaian tradisional Jepang yang terdiri dari Keikogi dan Hakama, sama seperti halnya Kendo, Iaido, dan Jodo.
Sejarah Kyudo
Menurut sejarah, penggunaan busur dan panah di Jepang sudah ada sejak jaman sebelum masehi, dan dengan adanya diplomasi dengan China sejak abad 7, banyak pengaruh budaya China yang masuk ke Jepang. Salah satunya, bahwa Busur di China adalah senjata yang paling bermartabat, digunakan oleh Kaisar dan Bangsawan. Pemikiran ini kemudian diadopsi oleh Samurai Jepang.
Pada abad ke 12, Minamoto Yoritomo mendirikan dinasti Kamakura dan menciptakan Etika Samurai, yang menyatakan bahwa seorang samurai harus mengabdikan dirinya untuk mencapai ketinggian spiritual dengan menguasai seni memanah diatas kuda. Sehingga pada jaman itu Yabusame (memanah sambil berkuda) sangat populer, terutama dengan banyaknya perburuan yang dilombakan.
Ketika Jepang mengalami masa perang panjang pada Sengoku Jidai (abad 15-16) peran busur dan panah sangat dominan. Salah satu buktinya adalah dominasi dari Klan Takeda, yang terkenal dengan Yabusame-nya. Pasukan kavaleri klan Takeda sangat ditakuti seantero Jepang.
Namun mendekati akhir perang, mulai dikenal senjata api yang dibawah oleh pedagang asal Portugis. Dengan senjata api inilah, Oda Nobunaga akhirnya membantai pasukan klan Takeda dalam Pertempuran Nagashino, dan tidak lama kemudian perang berakhir dan Oda Nobunaga menguasai hampir seluruh Jepang.
Ketika masa damai di masa pemeritahan Tokugawa (Abad 17-19), Samurai menjadi kasta / golongan tertinggi dalam masyarakat. Meski mereka lebih banyak bekerja mengurusi administrasi dan sebangsanya, Bujutsu atau seni beladiri tetap menjadi aspek yang tidak terlepas dari diri seorang Samurai. Seni memanah juga demikian, meskipun lebih banyak dipraktekan dalam bentuk upacara ataupun kompetisi memanah. Kyudo juga dianggap sebagai salah satu pelatihan mental dan spiritual bagi para Samurai.
Setelah masa restorasi Meiji dan dihapuskannya golongan Samurai, berdirilah Dai Nippon Butoku Kai, yang tujuannya adalah memertahankan dan mengembangkan seni beladiri para samurai. Kyudo juga termasuk diantara Beladiri yang di masukan ke dalam kurikulum. Kyudo juga masuk ke dalam kegiatan sekolah.
Namun pada masa Pedang Dunia ke-2, Kyudo dianggap kurang berguna dalam situasi pertempuran nyata. Kemudian Kyudo pun dihilangkan dari kegiatan sekolah-sekolah. Hingga kemudian setelah perang selesai dan Jepang dalam pendudukan sekutu, semua Beladiri dilarang di Jepang.
Setelah lepas masa pendudukan, pada tahun 1949, All Japan Kyudo Federation pun berdiri dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan kembali Kyudo.
Saat ini Kyudo telah berkembang dan dipraktekan oleh ribuan orang dari seluruh dunia.
Tahun 2018, World Kyudo Taikai yang ke 3 di selenggarakan di Tokyo dengan peserta dari 39 negara,
Teknik Kyudo
Dalam memanah, Kyudo berpatokan pada Shaho Hassetsu, “8 langkah dalam memanah”, yaitu:
- Ashibumi, meletakan kaki / kuda-kuda
- Dozukuri, memposisikan badan
- Yugamae, menyiapkan busur
- Uchiokosi, mengangkat busur sampai atas kepala
- Hikiwake, menarik tali busur, sembari menurunkan busur sampai di depan kepala
- Kai, posisi ketika tali busur telah tertarik penuh
- Hanare, melepaskan tali busur / panah
- Zanshin, posisi setelah melepaskan panah
Panjang juga ya tahapannya. Untuk mempermudah pemahaman kita, mari kita lihat video berikut
Peralatan Kyudo
Berikut adalah peralatan yang dipakai Kyudoka dalam berlatih:Keikogi dan Hakama
Mirip dengan beladiri lainnya. Untuk anak sekolah kebanyakan menggunakan Keikogi Putih dan Hakama Hitam.
Yumi (Busur)
Pada umumnya berbahan dasar bambu, tetapi pada era modern ini banyak yang mengunakan bahan carbon fiber karena lebih murah dan lebih tahan lama.
Panah (Ya)
Bahan dasar utama menggunakan bambu, dan juga ada yang menggunakan carbon fiber.
Sarung tangan (Yugake)
Pelindung dada untuk wanita (Muneate)
Untuk melindungi area dada dari tali busur / tsuru.
Kejuaraan Kyudo
Pada umumnya, ada 2 tipe kejuaran di Kyudo berdasar jarak sasaran.
Sasaran Dekat, target berjarak 28 meter, dengan diameter target 36 cm. Kyudoka duduk kiza ketika memasang panah, dan kemudian berdiri untuk memanah.
Sasaran Jauh, target berjarak 90m, 70m, atau 60m. Kyudoka tetap berdiri dan memanah target dengan ukuran diameter skitar 1 meter.
Hasil penilaian berdasar jumlah panah yang mengenai target. Tetapi dengan tetap memperhatikan aspek Shaho Hassetsu.
Kyudo di Indonesia
Saat ini belum ada Dojo resmi Kyudo di Indonesia. Meskipun sempat ada grup di Facebook, tetapi sepertinya saat ini masih vakum. Padahal dari segi peminat cukup banyak orang Indonesia yang ingin belajar seni panahan samurai ini.
Semoga dalam waktu dekat ada dojo resmi Kyudo di Indonesia ya.
Referensi
Kendoka, Malang, Jawa Timur, Indonesia